Perbandingan Produk Estimasi Curah Hujan Global Precipitation Measurement (GPM) dan Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP) di Wilayah Kalimantan Tahun 2020
Keywords:
Curah hujan, GPM, GSMaP, kalimantanAbstract
Curah hujan merupakan salah satu parameter meteorologi yang sangat penting untuk diperhatikan karena dapat digunakan untuk mengetahui penyebab fenomena hidrometeorologi. Pengamatan curah hujan secara langsung yang tidak merata di setiap wilayah serta keterbatasan cakupannya menyebabkan dibutuhkannya alat penginderaan jauh seperti satelit yang memiliki cakupan spasial dan temporal yang lebih baik. Satelit yang biasa digunakan untuk mengestimasi curah hujan di wilayah indonesia adalah satelit (Global Precipitation Measurement) GPM dan (Global Satellite Measurement of Precipitation) GSMaP. Data satelit curah hujan tersebut selanjutnya akan di verifikasi terhadap data curah hujan observasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui estimasi curah hujan dari satelit mana yang lebih baik terhadap data observasi di wilayah Kalimantan pada tahun 2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satelit GPM dapat mengestimasi curah hujan lebih baik dibandingkan dengan satelit GSMaP. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai korelasi yang lebih besar serta nilai error yang lebih kecil dari satelit GPM di tujuh titik yang berbeda. Akan tetapi, hasil kedua estimasi dari satelit tersebut memiliki nilai yang cenderung lebih besar terhadap data observasi. Sehingga untuk estimasi curah hujan di wilayah Kalimantan, satelit GPM cenderung lebih baik digunakan daripada satelit GSMaP.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Jurnal Aplikasi Meteorologi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.