PROGRESS : Jurnal Geofisika
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg
<p><strong>PROGRESS : Jurnal Geofisika</strong> merupakan jurnal ilmiah peer-reviewed akses terbuka yang diterbitkan oleh Program Studi Geofisika STMKG. Ini menerbitkan artikel penelitian tentang geofisika, meliputi teori, eksperimen, komputasi dan fisika terapan termasuk ilmu kebumian. Jurnal ini merupakan wadah untuk berbagi publikasi penelitian ilmiah asli berupa Makalah Penelitian Lengkap, Catatan Singkat, Komunikasi Cepat, dan dari waktu ke waktu menerbitkan Artikel ulasan. Kami memiliki misi untuk membangun landasan penelitian ilmiah di bidang geofisika teoretis dan terapan untuk mendukung pendidikan, penelitian masyarakat di Indonesia. Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia, tetapi Abstrak harus ditulis dalam Bahasa Indonesia. Kami akan menjaga naskah yang ditulis dalam Bahasa Indonesia untuk memastikan penggunaan tata bahasa standar dengan istilah ilmiah yang benar untuk menyediakan terjemahan yang tepat ke bahasa lain dengan alat penerjemah bahasa yang tersedia. Naskah akan melalui double-blind peer review dan editorial review sebelum diterima untuk diterbitkan. Publikasi dalam jurnal ini dilakukan secara berkala dua kali dalam setahun (<strong>April</strong> dan <strong>Oktober</strong>).</p>en-US[email protected] (admin)Sun, 21 Aug 2022 16:26:38 +0000OJS 3.3.0.11http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60Analisis Potensi Likuifaksi menggunakan Data Kecepatan Gelombang Geser (Vs)
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/264
<p>Gempabumi Palu-Donggala 28 September 2018 membawa bencana ikutan salah satunya adalah likuifaksi atau pembuburan tanah di wilayah Balaroa, Palu. Selama ini, potensi likuifaksi banyak diperkirakan menggunakan data CPT dan SPT. Penggunaan data kecepatan gelombang geser (Vs) menjadi alternatif yang bisa dipergunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi likuifaksi sebelum dan sesudah terjadinya gempabumi dengan menggunakan metode analisis Vp/Vs dan Software analisis likuifaksi (LiqsVs). Penelitian ini dilakukan di 30 titikdi Balaroa Palu, yaitu 10 titik sebelum gempabumi dan 20 titik setelah gempabumi Palu-Donggala28 September 2018. Potensi likuifaksi diperlukan dengan melakukan analisis Vp/Vs dan menggunakan software analisis potensi likuifaksi (LiqsVs). Analisis Vp dan Vs dilakukan menggunakan pendekatan inversi HVSR. Hasil pengolahan data sebelum kejadian gempabumi didapatkan nilai Vp/Vs yang sangat tinggi (>6) dan dari hasil pengolahan software LiqsVs juga menunjukkan potensi likuifaksi. Setelah terjadinya gempabumi, potensi untuk terjadinya likuifaksi semakin meluas dikarenakan tanah menjadi tidak stabil seperti sebelumnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan menata rencana tata ruang dan pembangunan kembali Kota Palu, khususnyadi Balaroa.</p>Hendri Subakti, Windy Renagustiarini
Copyright (c) 2022 PROGRESS : Jurnal Geofisika
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/264Fri, 10 Jun 2022 00:00:00 +0000Penghalusan Spektrum Power Sinyal Seismik berdasarkan Algoritma Konno-Omachi
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/263
<p>Analisa spektral sinyal seismik sering digunakan untuk tujuan analisa tertentu pada seismogram. Secara umum spektral ini digunakan untuk melihat kandungan frekuensi pada cuplikan gelombang tertentu. Komputasi spektrum berdasarkan relasi transformasi fourier cepat (FFT) ini dapat dilakukan mengikuti algoritma yang ada, dan sering memberikan nilai yang kurang merepresentasikan hasil yang sebenarnya. Penelitian ini mengkaji penghalusan spektrum berdasarkan algoritma Konno-Omachi untuk signal seismik dengan durasi <em>windowing</em> yang bervariasi. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa penggunaan algoritma Konno-Omachi memberikan hasil yang cukup baik.</p>Agus Marsono
Copyright (c) 2022 PROGRESS : Jurnal Geofisika
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/263Fri, 10 Jun 2022 00:00:00 +0000Studi Mikrotremor di Wilayah Kerusakan Akibat Gempa bumi Ambon 26 September 2019 menggunakan Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (Hvsr)
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/262
<p>Wilayah provinsi Maluku berada pada zona tektonik kompleks karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng mikro Pasifik-Filipina. Aktifitas tektonik di daerah ini mengakibatkan banyaknya kejadian gempabumi. Pada tanggal 26 September 2019, di Pulau Seram terjadi gempabumi dengan mangnitudo 6.5 episenter gempabumi berada di 3.38º LS dan 128.43º BT atau 40 km TimurLaut Ambon-Maluku dengan kedalaman 10 km. dan menimbulkan banyak korban jiwa serta kerusakan rumah warga dan fasilitas umum sebanyak 11.311. Kajian potensi bahaya gempabumi ini penting dilakukan untuk keperluan perencanaan pembangunan infrastruktur di daerah Maluku khususnya daerah Pulau Ambon, Seram Bagian Barat (Kec. Kairatu), dan Pulau Haruku. Data pengukuran mikrotremor di 32 titik diproses menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk menghasilkan frekuensi natural dan amplifikasi. Hasil pengolahan digunakan untuk mengetahui jenis dan karakteristik tanah serta menghitung nilai indeks kerentanan seismik. Hasil perhitungan frekuensi natural dan periode dominan di wilayah penelitian secara keseluruhan memiliki klasifikasi tanah jenis IV atau jenis C dengan karakter sangat lunak. Nilai indeks kerentanan seismik pada wilayah penelitian berkisar 0.5707 – 58.9684. Nilai indeks kerentanan seismik yang relatif tinggi pada pulau Ambon terdapat pada desa Laha 43.6522, sedangkan wilayah Seram Bagian Barat (Kec. Kairatu) yaitu desa Kairatu 58.9684.</p>Hendri Subakti, Aprillian Haurissa
Copyright (c) 2022 PROGRESS : Jurnal Geofisika
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/262Fri, 10 Jun 2022 00:00:00 +0000Identifikasi Pengaruh Gempa Bumi terhadap Perubahan Massa Bumi
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/261
<p>Pada 8 Agustus 2007 pukul 17.05 UTC, terjadi dua gempa bumi yang berlangsung saling beruntutan. Berdasarkan data dari IRIS, dua gempa bumi tersebut memiliki magnitudo 7,5 Mw dan 7,4 Mw dengan selisih waktu 8 sekon di kedalaman 293,8 km dan episenter terletak di laut utara Jawa. Zona tersebut merupakan daerah benioff megathrust Jawa, namun gempa bumi tersebut diperkirakan memiliki intensitas V MMI. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan massa bumi berdasarkan analisis data <em>Equivalent Water Height </em>dan data anomali gaya berat harian sekitar episenter akibat kejadian gempa bumi berurutan pada 8 Agustus 2007 Mw 7,5 dan Mw 7,4 di sekitar laut utara Pulau Jawa. Data tersebut didapatkan dari citra satelit GRACE (<em>Gravity Research And Climate Experiment</em>). Dari analisis yang telah dilakukan, saat dan setelah terjadi gempa bumi nilai EWH (<em>Equivalent Water Height</em>) menunjukkan nilai yang semakin menurun. Rata-rata nilai EWH di sekitar episenter sebelum terjadi gempa bumi sebesar 0,5834 cm. Sedangkan rata-rata nilai EWH di sekitar episenter sesudah terjadi gempa bumi sebesar -9,227 cm. Hasil kontur data anomali gaya berat 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah terjadinya gempa bumi juga menunjukkan adanya polarisasi di sekitar episenter.</p>Aurora Fajri Miftakhunnisa, Christofel Haposan Great Sibuea, Muhamad Zain Hanan Aqshaly
Copyright (c) 2022 PROGRESS : Jurnal Geofisika
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/261Fri, 10 Jun 2022 00:00:00 +0000Pemodelan Inversi 3 Dimensi untuk Identifikasi Dugaan Keberadaan Sesar menggunakan Data Anomali Gaya Berat di Laut Flores (Studi Kasus Gempa Flores 14 Desember 2021)
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/260
<p>Pada Selasa, 14 Desember 2021 pukul 10.20.23 WIB terjadi gempabumi dengan kekuatan M 7,4 di laut utara Flores, Nusa Tenggara Timur. Gempa bumi tersebut terjadi di titik episenter yang terletak di titik 7,605<sup>o</sup> LS dan 122,227<sup>o</sup> BT. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) merilis peringatan dini tsunami kepada masyarakat sebagai tindak lanjut mitigasi gempa tersebut. Gelombang tsunami akibat dari gempa tersebut terekam pada stasiun pengamatan tide gauge Marapokot dan Reo setinggi 0,07 m. Salah satu sumber gempabumi yang dapat mengakibatkan terjadinya tsunami adalah sesar yang terletak di dasar laut. Untuk mengetahui struktur bawah permukaan berupa sesar yang ada di sekitar episenter, dilakukan analisis menggunakan metode gaya berat. Metode gaya berat adalah metode geofisika berdasarkan pengukuran medan gravitasi yang terekam oleh gravimeter. Metode tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung anomali gaya berat di sekitar episenter. Wilayah penelitian pada penelitian ini berada pada koordinat 8<sup>o</sup> – 7<sup>o </sup>LS dan 121,5<sup>o</sup> – 122,5<sup>o</sup> BT. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data yang berasal dari satelit observasi gaya berat TOPEX. Data yang telah didapatkan selanjutnya diolah menggunakan perangkat lunak GMT dan Grav3D untuk mendapatkan interpretasi anomali medan gaya berat dan kontras densitas di wilayah penelitian. Dari analisis yang telah dilakukan dengan perangkat lunak GMT, didapatkan sebaran anomali gaya berat di sekitar wilayah penelitian sebesar 60 mgal sampai 220 mgal dengan asumsi arah sesar yaitu barat daya – timur laut. Pada pemodelan 3D berdasarkan Grav3D menunjukkan adanya kontras densitas dengan rentang -0,969 gr/cm<sup>3</sup> sampai 1,7 gr/cm<sup>3</sup>. Nilai kontras densitas berdasarkan pemodelan 3D tersebut terlihat jelas hingga kedalaman 15 km.</p>Afra Kansa Maimuna, Aurora Fajri Miftakhunnisa, Yan Adi Segoro
Copyright (c) 2022 PROGRESS : Jurnal Geofisika
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/260Fri, 10 Jun 2022 00:00:00 +0000Identifikasi Anomali Gravitasi Di Wilayah Sulawesi Tenggara Berdasarkan Data Gravitasi GGMplus
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/259
<p>Pulau Sulawesi terletak di wilayah <em>triple junction </em>atau tiga lempeng dunia, yaitu Lempeng Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia yang membuat sistem tektonik di wilayah ini sangat kompleks dan rawan terhadap ancaman gempa bumi. Terkhusus Sulawesi Tenggara, merupakan salah satu wilayah yang pernah dilanda gempa bumi merusak pada tanggal 25 April 2011 dan 11 Juli 2011. Gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar di daratan yang menyebabkan ratusan rumah mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Anomali Gravitasi di Wilayah Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data Anomali Gaya Berat <em>GGMplus</em>. Hasil menunjukan Nilai Anomali Bouguer Sederhana pada wilayah Sulawesi Tenggara berada pada rentang -34, 622 mGal hingga 150,967 mGal. Kemudian rentang nilai Anomali Regional berkisar antara 12,97 mGal hingga 89,26 mGal. Selanjutnya, rentang nilai Anomali Regional berkisar antara -28,24 mGal hingga 52,5 mGal.</p>Hilmi Zakariya, Relly Margiono, Adinda Novitri, Anggi Pevriadi
Copyright (c) 2022 PROGRESS : Jurnal Geofisika
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/pjg/article/view/259Fri, 10 Jun 2022 00:00:00 +0000