ANALISA HARMONIK PASANG SURUT DENGAN METODE ADMIRALTY PADA STASIUN BERJARAK KURANG DARI 50 KM

Penulis

  • Dina Fitriana
  • Nadya Oktaviani
  • Isna Uswatun Khasanah

Kata Kunci:

pasang surut, metode admiralti, geospasial, referensi vertikal

Abstrak

Pasang surut laut merupakan sebuah fenomena naik dan turunnya permukaan air laut di bumi akibat pengaruh gravitasi benda luar angkasa, terutama matahari dan bulan. Pengamatan pasang surut laut sangat penting dalam penentuan referensi vertikal, untuk menyatukan data-data pengukuran di laut dan di daratan agar dapat diterjemahkan dalam satu kesatuan sistem pemetaan. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki luas laut 3,25 juta km2 dari 7,81 juta km2 total luas wilayah Indonesia, sudah seharusnya memiliki stasiun pasang surut yang tersebar merata di seluruh Indonesia. Penempatan stasiun tersebut juga harus tepat lokasi karena setiap perairan memiliki karateristik tersendiri. Badan Informasi Geospasial (BIG) mengelola 138 stasiun pasang surut (pasut) yang terdistribusi di seluruh wilayah Indonesia. Stasiun pasut tersebut pada umumnya ditempatkan di dermaga/pelabuhan, sehingga jarak antar staisun pasang surut menyesuaikan ketersediaan dermaga yang ada. Pada penelitian ini dilakukan analisa harmonik pasut dengan metode admiralty pada stasiun pasut BIG yang jarak antar stasiunnya kurang dari 50 km, disumsikan tipe pasut di lokasi yang berdekatan tersebut sama. Lokasi penelitian adalah stasiun pasut Ulee Lhue dibandingkan dengan stasiun pasut Malahayati, stasiun pasut Pel. Ciwandan dibandingkan dengan stasiun pasut Serang, stasiun pasut Sunda Kelapa dibandingkan dengan Pondok Dayung, dan stasiun pasut Pameungpeuk dibandingkan dengan stasiun pasut Pamayangsari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe pasut dilokasi yang dibandingkan tersebut memiliki karakteristik yang sama.

Referensi

Ahmad, R., Hendry, A., Fauzi, M., 2017. Pengaruh Simulasi Awal Data Pengamatan Terhadap Efektivitas Prediksi Pasang Surut Metode Admiralty (Studi Kasus Pelabuhan Dumai). Jom FTEKNIK Volume 4 No.2. Universitas Riau
Ali, M., Mihardja D.K., dan Hadi, S., 1994. Pasang Surut Laut. Institut Teknologi Bandung. Bandung. SNI 7924:2013, Instalasi Stasiun Pasang Surut, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta http://www.ina-sealevelmonitoring.big.go.id/ipasoet/, lokasi stasiun pasut Badan Informasi Geospasial, diakses pada 10 Maret 2019
Pariwono, J.I., 1989. Gaya Penggerak Pasang Surut. Dalam Pasang Surut. Penyunting Ongkosongo dan Suyarso. Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.
Ongkosongo dan Suyarso, 1989. Pasang Surut. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembagan Oseanologi LIPI.
Rochman, D., 1987. Cara Perhitungan Pasut Laut Dengan Metode Admiralty. Dinas Pemetaan Topografi, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Cibinong, Bogor.
Fitriana, Dina., Setyawan, Irfan M., 2018. Akuisisi Data Stasiun Pasang Surut untuk Datum Pasang Surut 2036. Conference of Geospatial Information Science and Engineering-CGISE. Yogyakarta.
Hidayat, S. (2010). Analasis Harmonik Pasang Surut dengan Metode Admiralty (Studi Kasus Pelabuhan Beras, Bontang, Kalimantan Timur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Supriyono dkk., 2015. Analisa dan Perhitungan Prediksi Pasang Surut Menggunakan Metode Admiralty dan Metode Lest Square (Studi Kasus Perairan Tarakan dan Balikpapan). Jurnal Chart Datum Vol.1. Sekolah Tinggi Angkatan Laut. Jakarta.
Triatmodjo, B. (1999). Teknik Pantai.Yogyakarta: Beta Offset.

Unduhan

Diterbitkan

2019-09-13

Cara Mengutip

Fitriana, D., Oktaviani, N., & Khasanah, I. U. (2019). ANALISA HARMONIK PASANG SURUT DENGAN METODE ADMIRALTY PADA STASIUN BERJARAK KURANG DARI 50 KM. Jurnal Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika, 6(1), 38–48. Diambil dari https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/jmkg/article/view/113