ANALISIS PENENTUAN ZONASI PEMUKIMAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS: STUDI KASUS KECAMATAN GEDANGSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Penulis

  • Mohammad Abdul Khafid

Kata Kunci:

Pembobotan, Tanah longsor, Mitigasi, Kecamatan Gedangsari

Abstrak

Indonesia merupakan negara yang sering terjadi bencana hidrometeorologi di antaranya adalah tanah longsor. Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, termasuk kabupaten yang sangat tinggi berpotensi terjadinya tanah longsor. Hal ini di buktikan dengan banyaknya kejadian gerakan massa tanah ataupun batuan terutama saat musim hujan dan telah menimbulkan kerusakan fisik atau bahkan sampai dengan korban jiwa. Gedangsari Terletak pada ketinggiam 120 – 800 mdpl dengan kemiringan lereng datar – sangat curam yang memungkinkan terjadinya bencana longsor. Perlunya dilakukan penyidikan awal untuk memetakan daerah potensi rawan longsor sehingga dapat menentukan pula daerah pemukiman rawan longsor, selanjutnya dapat menjadi rujukan dalam penataan wilayah dan penyiapan mitigasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pembobotan dengan parameter, berupa: data kelerengan, data curah hujan, data zona aktif struktur, data jenis batuan, dan data penggunaan lahan yang nantinya diolah menggunakan perangkat lunak Arc.GIS 10.2. Hasil dari peta potensi longsor ini selanjutnya dianalisis dengan peta pemukiman penduduk, sehingga menghasilkan peta zonasi pemukiman rawan longsor. Dengan hasil ini diharapkan dapat membantu pemerintah untuk melakukan penanganan bencana tanah longsor lebih cepat, sehingga dampak yang ditimbulkan nantinya tidak mengakibatkan kerugian yang besar dan dapat juga di gunakan sebagai perencanaan pembangunan wilayah.

Referensi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul., 2001. Penelitian Daerah Rawan Longsor dan Penanggulangannya di Kabupaten Gunungkidul, Laporan Akhir, BAPPEDA Gunungkidul.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul., 2016. Informasi Bencana Tanah Longsor. Laporan Akhir BPBD Gunungkidul.
Demers, M.N., 1997. “Fundamentals of Geographic Information Systems”. New York : John Wileys & Sons, Inc.
Kabupaten Gunungkidul, 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 – 2030. Gunungkidul : Sekretariat Daerah.
Nugroho, S. P., 2015. Relevansi Bencana Hidrometeorologi dan Kerusakan Das di Indonesia. Surakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Nurjanah. Dkk., 2011. Manajemen Bencana. Jakarta : Alfabeta.
Paimin, Sukresno dan Pramono, I. B., (2009). Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Balikpapan: Tropenbos International Indonesia Programme.
Prahasta, Eddy., 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Perspektif Geodesi dan Geomatika). Bandung : Penerbit Informatika Bandung Putri.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat., 2004. Laporan Akhir Pengkajian Potensi Bencana Kekeringan, Banjir, dan Longsor di Kawasan Satuan Wilayah Sungai Citarum-Ciliwung, Jawa Barat Bagian Barat Berbasis Sistem Informasi Geografis. Bogor.
Rahardjo, W., Sukandarrumidi, & Rosidi, H. D., 1995. Peta Geologi Lembar Yogyakarta, dan Jawa, Skala 1: 100.000. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Undang–Undang Republik Indonesia tentang Penanggulangan Bencana, Undang-Undang No. 24 Tahun 2007.
Yukni, Arifianti., 2011. Mengenal Lebih Dekat Tanah Longsor. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Unduhan

Diterbitkan

2019-09-13

Cara Mengutip

Khafid, M. A. (2019). ANALISIS PENENTUAN ZONASI PEMUKIMAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS: STUDI KASUS KECAMATAN GEDANGSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Jurnal Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika, 6(1), 49–57. Diambil dari https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/jmkg/article/view/114