PENGARUH PARAMETER METEOROLOGI TERHADAP KONSENTRASI CO2 DAN CH4 DI DKI JAKARTA

Penulis

  • Lisa Agustina
  • Presli Panusunan Simanjuntak
  • Aulia Nisa’ul Khoir

Kata Kunci:

CH4, CO2, Parameter Meteorologi

Abstrak

DKI Jakarta merupakan pusat dari pemerintahan dan ekonomi di Indonesia. Pesatnya aktivitas penduduknya tentu saja menyebabkan adanya polutan penyebab pencemaran udara, dimana beberapa parameternya adalah CO2 dan CH4. Meningkatnya jumlah polutan tersebut akan membahayakan lingkungan terutama kesehatan manusia serta dapat menjadi gas rumah kaca di atmosfer dengan masa hidup panjang, terutama CO2. Tinjauan terhadap parameter meteorologi sangat penting, karena mempengaruhi tingkat konsentrasi CO2 dan CH4 di atmosfer. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis keterkaitan antara parameter meteorologi dengan konsentrasi CO2 dan CH4 di DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistika deskriptif untuk melihat sebaran secara temporal dari polutan CO2 dan CH4 terhadap waktu dan hubungannya dengan parameter meteorologi (suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin). Lokasi pengamatan terletak di BMKG Pusat yaitu Kemayoran. Periode data yang digunakan adalah 2008-2017. Hasil pengolahan data menunjukkan konsentrasi CO2 tertinggi pada periode MAM dan terendah pada periode JJA. Konsentrasi CH4 tertinggi pada periode DJF dan terendah pada periode JJA. Stabilitas atmosfer yang tinggi dan kecepatan angin yang rendah serta tidak sedikit curah hujan menyebabkan konsentrasi CO2 dan CH4 tinggi di lokasi  pengamatan. Perhitungan statistika deskriptif memerlihatkan adanya pengaruh dari musiman dalam menghasilkan rata-rata konsentrasi polutan. Kecepatan angin menyebabkan penurunan konsentrasi CO2 sebanyak 83%, dan 17% lainnya disebabkan oleh faktor lain. Faktor curah hujan sebesar 45% mempengaruhi penurunan konsentrasi CH4 di Kemayoran.  Sebesar 45% faktor kelembapan juga mempengaruhi konsentrasi CH4. Jadi kenaikan konsentrasi CH4 dipengaruhi oleh faktor curah hujan dan kelembapan, dan lainnya dipengaruhi faktor lain. Penurunan konsentrasi CH4 dipengaruhi kecepatan angin sebesar 44%, dan sebesar 56% disebabkan oleh faktor lainnya

Referensi

Keeling CD. The Concentration And Isotopic Abundances Of Atmospheric Carbon Dioxide In Rural Areas. Geochim Cosmochim Acta 1958; 13:322-34
GLOBALVIEW-CO2. Cooperative atmospheric data integration project-carbon dioxide. 2001. CD-ROM NOAA CMDL, Boulder CO. (ftp://cmdl.noaa.gov/ccg/co2/GLOBAL-VIEW)
NOAA Climate Monitoring and Diagnostics Laboratory, 2001. (ftp://cmdl.noaa.gov/ccg/network.txt)
Monastersky R, 2013. Global Carbon Dioxide Levels Near Worrisome Milestone. Nature 487, 13-14.
Ilyas SZ, Khattak Al, Nasir SM, Qurashi T, Durrani R, 2009. Air Pollution Assesement In Urban Areas And Its Impact On Human Health In The City of Quetta, Pakistan. Clean Technol Environ Policy: 1-9.
Mage D, Ozolins G, Peterson P, Webster A, Orthofer R, Vandeweerd V, Gwynne M, 1996. Urban Air Polution In Megacities of The World. Atmos Environ 30:681-686.
Riga-Karandinos A, Saitanis C, 2005. Comparative Asessement of Ambient Air Quality In Two Typical Mediterranean Coastal Cities In Greece. Chemosphere: 1125-1136.
Huang J., Yu H., Guan X., Wang G. & Guo R, 2016. Accelerated Dryland Expansion Under Climate Change. Nature Climate Change 6, 166-171.
Version, P. “Global Protocol for Community Scale Greenhouse Gas Emissions. (2012)
Sanna, L., Ferrara, R., Zara, P., & Duce, P, 2014. GHG emissions inventory at urban scale: The Sassari case study. Energy Procedia..
Mineral Energi Dan Sumber Daya (ESDM). Kajian Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Transportasi. 2012: 88
Ministry of Environment. 2012. Gas Rumah Kaca Buku I.
S.Tampubolon, 2010. Pengaruh Kecepatan Angin dan Suhu Udara Terhadap Kadar Gas Pencemar Karbon Monoksida (CO) Di Udara Sekitar Kawasan Industri Medan (KIM). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan: Universitas Sumatera Utara.
T.M. Neiburger, J. G. Edinger, dan W. D. Bonner. 1994. Memahami Lingkungan Atmofser Kita. Diterjemahkan oleh: Ardina Purbo. Bandung: Penerbit ITB.
Raich, J. Dan W. Schlesinger. 1992. The Global Carbon Dioxide Flux in Soil Repiration and Its Relationship to Vegetation and Climate. Tellus, Series B – Chemical and Physical Meteorology 44B: 2: 81-99
Shinjo, H., A. Kato, K. Fujii,. K. Mori, S. Funukawa dan T. Kosaki, 2006. Carbon dioxide Emission Derived from Soil Organic Matter Decomposition and Root Respiration in Japanese Forest Under Different Ecological Conditions. Soil Science and Plant Nutrition 52: 233-242.
Martin, D., J. Beringer, L. Hutley, I. McHugh, 2007. Carbon Cycling in Mountain Ach Forest: Analysis of Below Ground Repiration. Agricultural and Forest Meteorologicay 147: 58-70
Mahesh Pathakoti, dkk, 2018. Influence of Meteorological Parameters on Atmospheric CO2 At Bharati, The Indian Antartic Research Station. Polar Research, 37:1, 14442072, doi: 10.1080/17518369.2018.1442072
Tjasyono, B., A. Lubis, I. Juaeni, Ruminta dan S.W.B. Harijono, 2008. Dampak Variasi Temperatur Samudera Pasifik dan Hindia Ekuatorial terhadap Curah Hujan di Indonesia. Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 5 no. 2, pp. 83-95

Unduhan

Diterbitkan

2019-09-13

Cara Mengutip

Agustina, L., Simanjuntak, P. P., & Khoir, A. N. (2019). PENGARUH PARAMETER METEOROLOGI TERHADAP KONSENTRASI CO2 DAN CH4 DI DKI JAKARTA. Jurnal Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika, 6(2), 30–38. Diambil dari https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/jmkg/article/view/121