MODEL KECEPATAN GELOMBANG SEISMIK 1 DIMENSI WILAYAH PAPUA

Penulis

  • Ramadhan Priadi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
  • Emi Ulfiana Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
  • Puji Ariyanto Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Kata Kunci:

hiposenter, model kecepatan, metode inversi Coupled Hypocenter-Velocity

Abstrak

Hiposenter adalah salah satu parameter penting dari gempa bumi. Persebaran hiposenter salah satunya sering digunakan untuk mitigasi bencana, pun untuk mengetahui karakteristik seismisitas suatu daerah. Tingkat akurasi penentuan hiposenter sangat dipengaruhi oleh model kecepatan gelombang seismik. Setiap wilayah memiliki model kecepatan yang berbeda terkait struktur bawah permukannya juga berbeda. Artinya, sangat diperlukan suatu model kecepatan lokal untuk menunjang tingkat akurasi hiposenter yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kecepatan lokal 1 dimensi wilayah Papua, sebagai salah satu wilayah dengan tingkat seismisitas yang sangat aktif. Model kecepatan diperoleh menggunakan metode inversi Coupled Hypocenter-Velocity yang dijalankan menggunakan program Velest 3.3. Data yang digunakan berasal dari katalog gempa BMKG, sebanyak 392 kejadian gempa bumi di Papua pada tahun 2017. Digunakan sebanyak 24 stasiun jaringan BMKG. Model kecepatan inisial yang digunakan adalah model kecepatan 1 dimensi IASP91. Hasil penelitian menunjukkan kecepatan gelombang seismik lebih cepat dari model kecepatan IASP91 pada kedalaman hingga 7 km, lebih lambat hingga kedalaman 20 km, dan lebih cepat hingga kedalaman 171 km. Nilai RMS residual hingga iterasi ke-6 adalah 0.682643 dengan GAP rata-rata sebesar 190.

Unduhan

Diterbitkan

2019-04-29

Cara Mengutip

Priadi, R., Ulfiana, E., & Ariyanto, P. (2019). MODEL KECEPATAN GELOMBANG SEISMIK 1 DIMENSI WILAYAH PAPUA. Jurnal Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika, 5(1), 49–56. Diambil dari https://jurnal.stmkg.ac.id/index.php/jmkg/article/view/67