Studi Mikrotremor di Wilayah Kerusakan Akibat Gempa bumi Ambon 26 September 2019 menggunakan Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (Hvsr)

Authors

  • Hendri Subakti Program Studi Geofisika, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
  • Aprillian Haurissa Program Studi Geofisika, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Keywords:

Horizontal to Vertical Spectral Ratio, gempabumi, mikrotremor, indeks kerentanan seismik

Abstract

Wilayah provinsi Maluku berada pada zona tektonik kompleks karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng mikro Pasifik-Filipina. Aktifitas tektonik di daerah ini mengakibatkan banyaknya kejadian gempabumi. Pada tanggal 26 September 2019, di Pulau Seram terjadi gempabumi dengan mangnitudo 6.5 episenter gempabumi berada di 3.38º LS dan 128.43º BT atau 40 km TimurLaut Ambon-Maluku dengan kedalaman 10 km. dan menimbulkan banyak korban jiwa serta kerusakan rumah warga dan fasilitas umum sebanyak 11.311. Kajian potensi bahaya gempabumi ini penting dilakukan untuk keperluan perencanaan pembangunan infrastruktur di daerah Maluku khususnya daerah Pulau Ambon, Seram Bagian Barat (Kec. Kairatu), dan Pulau Haruku. Data pengukuran mikrotremor di 32 titik diproses menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk menghasilkan frekuensi natural dan amplifikasi. Hasil pengolahan digunakan untuk mengetahui jenis dan karakteristik tanah serta menghitung nilai indeks kerentanan seismik. Hasil perhitungan frekuensi natural dan periode dominan di wilayah penelitian secara keseluruhan memiliki klasifikasi tanah jenis IV atau jenis C dengan karakter sangat lunak. Nilai indeks kerentanan seismik pada wilayah penelitian berkisar 0.5707 – 58.9684. Nilai indeks kerentanan seismik  yang relatif tinggi pada pulau Ambon terdapat pada desa Laha 43.6522, sedangkan wilayah Seram Bagian Barat (Kec. Kairatu) yaitu desa Kairatu 58.9684.

Downloads

Published

2022-06-10